Pembangunan Pedestrian Jl. KH Mas Mansyur dan Temuan Jalur Trem Uap Masa Kolonial - KIM Nyamplungan

Breaking

Friday, June 23, 2023

Pembangunan Pedestrian Jl. KH Mas Mansyur dan Temuan Jalur Trem Uap Masa Kolonial

 Pembangunan Pedestrian Jl. KH Mas Mansyur dan

 Temuan Jalur Trem Uap Masa Kolonial


Pembangunan pedestrian dan saluran di Jl. KH Mas Mansyur Surabaya
(Gapura Wisata Religi Ampel)


Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Dinas Sumber daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya terus melakukan upaya penataan Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya setelah sebelumnya melakukan pengerjaan pemasangan box culvert  untuk jalur pedestrian /trotoar dan pembenahan saluran di Jl. Nyamplungan, Kelurahan Ampel sejak Juli 2022. Kali ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melanjutkan pengerjaan jalur pedestrian arah Jl. KH. Mas Mansyur yang dilakukan sejak akhir Mei kemarin,  nampak deretan box culvert berjejer di sepanjang Jl. KH. Mas Mansyur (Gapura Wisata Religi Sunan Ampel) hingga pengerjaan saluran yang memperlihatkan temuan jalur trem peninggalan masa kolonial dilokasi tersebut,  Jum'at (23/06/2023).


Tidak banyak yang mengetahui jika Jl. KH. Mas Mansyur masuk dalam 2 (dua) wilayah administratif  Kelurahan dan Kecamatan yang berbeda, yakni Jl. KH. Mas Mansyur sisi timur masuk Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir sedangkan Jl. KH. Mas Mansyur sisi barat masuk administratif Kelurahan Nyamplungan, Kecamatan Pabean Cantian Surabaya. Lurah Ampel Mochammad Imzak mengatakan temuan rel trem tersebut memang diketahui sebelum pelaksanaan pengerjaan, artinya  saat pengerjaan pedestrian di Jl. Nyamplungan  sudah lebih dulu diketahui bahwa di Jl. KH. Mas Mansyur ada rel. Mengenai teknisnya, pastinya ada koordinasi antara DSDABM, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan PT. KAI.


Penampakan rel Trem uap di Jl. KH. Mas Mansyur
sisi timur wilayah Kelurahan Ampel

" Dari sisi wisata, kalau memang nantinya jalur trem tersebut di revitalisasi / dihidupkan kembali hal itu sangat bagus,  karena akan digunakan untuk angkutan masal, yang mana akan mendukung fungsi wisata yang juga akan terintegrasi dengan jalur pedestrian, " ucap Imzak.  Sebaliknya, Lurah Nyamplungan Estu Sulakhsono dirinya belum mengetahui adanya informasi tentang temuan jalur trem di Jl. KH. Mas Mansyur, menurutnya jika pembangunan pedestrian dan saluran ini di tanah aset PT. KAI, pastinya sudah dilakukan koordinasi awal dengan PT. KAI.

 

Penampakan Box Culvert di Jl, KH. Mas Mansyur
sisi timur wilayah Kelurahan Ampel 

" Rencana pembangunan pedestrian dan saluran di Jl. KH. Mas Mansyur dilakukan di kedua sisi, baik di sisi timur (Kelurahan Ampel) dan sisi barat (Kelurahan Nyamplungan), yang mana rencana pembangunan tersebut sudah disosialisasikan pada tahun 2022 kepada masyarakat. " Pembangunan tersebut merupakan rencana pengembangan kawasan wisata Ampel (Little Mecca), koordinasi juga sudah dilakukan antara OPD terkait (DSDABM)  dengan Kecamatan (Semampir dan Pabean Cantian) serta Kelurahan (Ampel dan Nyamplungan), masing-masing Kelurahan juga sudah melakukan sosialisasi terkait pembangunan tersebut baik kepada warga, pemilik persil maupun ke para Pkl" ungkap Estu.


Hal tersebut dibenarkan oleh Imzak, " Informasi dari DSDABM, untuk saat ini yang akan dibangun pedestrian di Jl. KH. Mas Mansyur sisi yang timur, jadi nanti pedestrian itu akan tersambung mulai dari Jl. Sultan Iskandar Muda, Jl. Nyamplungan dan Jl. KH. Mas Mansyur, walaupun berbeda wilayah Kelurahan dan Kecamatan hal tersebut tidak menjadi masalah  koordinasinya. Tetap menjadi satu dalam naungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya " imbuhnya. 


Jalur Trem Uap di Utara Surabaya

Temuan jalur trem di Jl. KH. Mas Mansyur, turut menarik perhatian pegiat sejarah Begandring Soerabaia pemerhati kereta api, Nevy Eka Patiruhu. Menurutnya jalur Trem tersebut ialah jalur Trem uap, yang jalurnya dari pelabuhan Ujung hingga Jl. Bibis, merupakan jalur yang pertama kali dibuka oleh perusahaan Trem swasta bernama Oost Java Stroomtram  (OJS) tahun 1889, tepatnya secara bertahap, yakni  tahap pertama dari ujung ke Fort Prins Hendrik / Benteng Prins Hendrik pada tanggal 10 Desember 1889, kemudian berlanjut ke tahap kedua dari Benteng Prins Hendrik ke Bibis pada tanggal 17 Desember 1889.


Arah menuju Jl. Dukuh Surabaya, salah satu
jalur yang dilewati trem uap 

" Faktor utama jalur Trem dibentangkan mulai dari daerah basis militer Belanda di Ujung selain karena merupakan pelabuhan penyebrangan ke pulau Madura dari Surabaya, faktor lainnya adalah adanya potensi angkutan dari jumlah staf militer Belanda di Ujung yang berjumlah 3 ribu orang. Namun, sebenarnya layanan intermoda antara trem dengan kapal feri penyebrangan Surabaya - Madura ini awalnya dilakukan tahun 1901 di dekat Jembatan Petekan yang kemudian tempat tersebut dibangun sebuah halte intermoda bernama Halte Madoera Stoomvart (era kemerdekaan berganti nama menjadi Halte Jembatan Gantung) stasiun Ujung, barulah berfungsi sebagai layanan intermoda trem & kapal feri sejak mei 1927 akibat persaingan bisnis transportasi antara perusahaan trem OJS dengan angkutan umum berbasis roda karet macam bus dan taksi " terang Nevy.

 

Jalur Trem uap utara Surabaya memang berbeda seperti jalur di kawasan tengah kota hingga selatan, jalur di utara tidak pernah digandakan karena jalan raya yang cukup sempit serta  juga harus berbagi ruang jalan dengan pengguna jalan lainnya. Mengenai video Trem uap yang melintas di jalan Kembang Jepun hingga ke Jalan Dukuh, Nevy menjelaskan bahwa di video tersebut nampak trem harus memecah keramaian jalan Dukuh hingga Gili yang sejak dahulu merupakan daerah perdagangan atau komersial. " Dalam video  yang diambil tahun 1973 tersebut Trem Uap mengawali keberangkatannya dari Stasiun Ujung menuju stasiun Wonokromo kota di Joyoboyo.  Para penumpang yang ramai itu mayoritas didominasi oleh pedagang-pedagang asal Madura yang bertujuan ke berbagai pasar yang tersebar di kota Surabaya, seperti Pasar Pabean, Pegirian, Petekan, Pasar Turi, hingga Pasar Kembang "


" Pada Tahun 1978,  operasional Trem uap Surabaya resmi berakhir setelah bertahan selama 89 tahun, menjadikan Trem uap Surabaya layanan trem uap dalam kota terakhir di dunia yang pernah ada. Itulah daya tarik yang menyebabkan kenapa video ini diabadikan, karena diambil oleh penggemar kereta uap luar negeri yang di Negaranya sendiri Trem uap tak lagi eksis " tambahnya.


Baik Lurah Ampel maupun Lurah Nyamplungan berharap dengan adanya pembangunan pedestrian di Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel dapat memberi dampak positif, tentu kedepannnya juga tetap dilakukan penataan pelaku usaha/ Pkl di kawasan tersebut, sehingga pembangunan pedestrian yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya  dapat  menunjang  fungsi wisata, melengkapi sarana dan prasarana yang ada dan membuat nyaman  orang yang berkunjung ke kawasan Ampel. Sebaliknya, pembangunan tersebut juga harus mendapat dukungan dari warga  dan  masyarakat sekitar, artinya ikut  menjaga sarana prasarana yang  ada  agar  tetap  terawat sebagaimana  fungsinya,  mobil parkir  dengan  tertib termasuk  juga para pelaku usaha bisa lebih tertib (sq). 





No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad