Penataan Pasar Pabean Hidupkan Wisata Lokal - KIM Nyamplungan

Breaking

Friday, February 22, 2019

Penataan Pasar Pabean Hidupkan Wisata Lokal



Kondisi Pasar Pabean  sisi barat (Pasar Ikan ) Setelah dilakukan penataan.















Surabaya - Sejak dilaksanakannya Revitalisasi Kawasan Kota Tua di Jl. Panggung  (November 2018).  Pemerintah Kota Surabaya melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya (Bappeko) telah melakukan pengecatan bangunan tua dan penataan kawasan pasar ikan di Pasar Pabean. Meski sempat terjadi pro dan kontra terkait pengecatan warna-warni di Jl. Panggung sisi utara, hal tersebut ternyata sudah mendapat perhatian dari Bappeko untuk kemudian nantinya dilakukan pembenahan warna pada beberapa bangunan di Jl. Panggung.  Sejak Januari lalu, sosialisasi pengecatan di kawasan Jl. Kembang Jepun turut  dilaksanakan di gedung Radar Surabaya, karena telah ada mockup pilihan warna yang di tawarkan kepada pemilik bangunan, sehingga sosialisasipun mendapat respon yang positif dari para pemilik bangunan. Hingga saat ini pengecatan di Jl. Kembang Jepun masih terus berjalan.


Pasar Pabean (Pasar Ikan) sebelum dilakukan penataan.
Berbeda dengan kawasan pecinan di Jl. Kembang Jepun. Pasar Pabean, tepatnya di sisi barat Pasar Ikan, kini telah dipercantik dan dikembalikan ke wajah bangunan aslinya. Hal ini di respon sangat positif oleh para pegiat sejarah, pelaku pariwisata dan warga sekitar. Tidak jarang banyak pejalan kaki bahkan wisatawan asing tertarik mengabadikan momennya saat berada di depan Pasar Pabean sisi barat tersebut. Penataan Pasar Pabean ternyata membawa dampak yang lebih besar.  Terutama dari segi pariwisata, ibaratnya genderang wisata lokal telah ditabuh. Hal inilah yang harus dimanfaatkan oleh pengelola kampung yang berada di sekitar Pasar Pabean. Sebut saja salah satunya di wilayah RW 11 Kampung Panggung dan Makam Sawo Kelurahan Nyamplungan, yang ternyata kaya akan potensi lokal, diantaranya seperti lokasi pabrik Kopi Kapal Api yang sebentar lagi akan dijadikan museum.  Potensi seperti ini yang seharusnya dapat dijadikan objek wisata untuk mengangkat kampungnya, sehingga nantinya warga juga bisa ikut andil dalam memanfaatkan dan mengenalkan potensi lokal di kampungnya sendiri. Mengingat waktu semakin terus berjalan begitu juga laju arus ekonomi, apalagi sebentar lagi menuju era pasar bebas. Jika tidak bisa bersaing, potensi lokal yang ada di kampung-kampung tersebut akan dilirik oleh para pengusaha pariwisata untuk dijadikan destinasi  wisata bagi turis asing maupun domestik dan warga hanya menjadi penonton di kampungnya sendiri.


Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Ketua Wisata Ampel Surabaya, Bapak M. Khotib Ismail saat ditemui dirumahnya, menurut beliau " Revitalisasi Kawasan Kota Tua di  Jl. Panggung dan Pasar Pabean harus juga turut memberdayakan warga sekitar. Kalau bisa nantinya kampung-kampung di sekitar Pasar Pabean yang memiliki potensi lokal bisa di kelola menjadi objek wisata oleh warganya sendiri. Katakanlah seperti Kampung Maspati, tentunya akan mendatangkan manfaat langsung kepada warga. Karena saya melihat beberapa pengusaha atau pengelola pariwisata seperti jalan kaki saat memasuki kampung-kampung yang memiliki potensi lokal, kadang mereka tidak memiliki informasi maupun pengetahuan sejarah yang memadai tentang kampung tersebut. Sehingga, bertentangan dengan kenyataan sejarah di kampung tersebut. Inilah pentingnya komunikasi dengan warga sekitar, bahkan kalau perlu kepada sesepuh kampungnya " ujarnya.  Dapat disimpulkan dari keterangan beliau, bahwa dengan dikembalikannya wajah asli Pasar Pabean di Pasar Ikan, nantinya dapat menghidupkan wisata lokal dan diharapkan kepada pelaku pariwisata yang mengelola wisata kunjungan ke kampung-kampung seharusnya dapat merangkul dan bekerjasama dengan warga sekitar. Sehingga bisa menciptakan simbiosis mutualisme yang pada akhirnya menguntungkan kedua belah pihak. (Sq)


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad