Kondisi Pasar Pabean sisi barat (Pasar Ikan ) Setelah dilakukan penataan. |
Surabaya - Sejak dilaksanakannya Revitalisasi Kawasan Kota Tua di Jl. Panggung (November 2018). Pemerintah Kota Surabaya melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya (Bappeko) telah melakukan pengecatan bangunan tua dan penataan kawasan pasar ikan di Pasar Pabean. Meski sempat terjadi pro dan kontra terkait pengecatan warna-warni di Jl. Panggung sisi utara, hal tersebut ternyata sudah mendapat perhatian dari Bappeko untuk kemudian nantinya dilakukan pembenahan warna pada beberapa bangunan di Jl. Panggung. Sejak Januari lalu, sosialisasi pengecatan di kawasan Jl. Kembang Jepun turut dilaksanakan di gedung Radar Surabaya, karena telah ada mockup pilihan warna yang di tawarkan kepada pemilik bangunan, sehingga sosialisasipun mendapat respon yang positif dari para pemilik bangunan. Hingga saat ini pengecatan di Jl. Kembang Jepun masih terus berjalan.
Pasar Pabean (Pasar Ikan) sebelum dilakukan penataan. |
Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Ketua Wisata Ampel Surabaya, Bapak M. Khotib Ismail saat ditemui dirumahnya, menurut beliau " Revitalisasi Kawasan Kota Tua di Jl. Panggung dan Pasar Pabean harus juga turut memberdayakan warga sekitar. Kalau bisa nantinya kampung-kampung di sekitar Pasar Pabean yang memiliki potensi lokal bisa di kelola menjadi objek wisata oleh warganya sendiri. Katakanlah seperti Kampung Maspati, tentunya akan mendatangkan manfaat langsung kepada warga. Karena saya melihat beberapa pengusaha atau pengelola pariwisata seperti jalan kaki saat memasuki kampung-kampung yang memiliki potensi lokal, kadang mereka tidak memiliki informasi maupun pengetahuan sejarah yang memadai tentang kampung tersebut. Sehingga, bertentangan dengan kenyataan sejarah di kampung tersebut. Inilah pentingnya komunikasi dengan warga sekitar, bahkan kalau perlu kepada sesepuh kampungnya " ujarnya. Dapat disimpulkan dari keterangan beliau, bahwa dengan dikembalikannya wajah asli Pasar Pabean di Pasar Ikan, nantinya dapat menghidupkan wisata lokal dan diharapkan kepada pelaku pariwisata yang mengelola wisata kunjungan ke kampung-kampung seharusnya dapat merangkul dan bekerjasama dengan warga sekitar. Sehingga bisa menciptakan simbiosis mutualisme yang pada akhirnya menguntungkan kedua belah pihak. (Sq)
No comments:
Post a Comment