Menanti Wajah Baru Jalan Panggung Surabaya - KIM Nyamplungan

Breaking

Tuesday, September 17, 2019

Menanti Wajah Baru Jalan Panggung Surabaya

Menanti Wajah Baru Jalan Panggung Surabaya

Jalan Panggung sisi selatan dengan lampu PJU Klasik.
























Surabaya - Kawasan Jalan Panggung Surabaya, memiliki rekam jejak sejarah panjang perkembangan perniagaan di Surabaya, letaknya yang strategis dengan  Pasar Pabean dan berada di kawasan pesisir sungai Kalimas menjadikan Jalan Panggung tempat transit para pedagang pada masa Kolonial Hindia Belanda. Beberapa literatur sejarah juga menjelaskan kawasan Jalan Panggung pada masa kolonial merupakan kawasan hunian etnis Melayu, yang berdampingan dengan kawasan etnis Tionghoa atau Petjinan serta kawasan etnis Arab. Kawasan ini memiliki beragam potensi, salah satunya ialah potensi wisata.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya sejak tahun 2018 telah melakukan program Revitalisasi di kawasan Jalan Panggung, Jalan Karet dan Kembang Tjepun Surabaya, awal tahun 2019 lalu sejumlah bangunan tua di kawasan Jalan Panggung Surabaya berubah menjadi warna - warni.

Jalan Panggung sisi utara masih dalam perbaikan. 
Beberapa waktu lalu, Jalan Panggung Surabaya nampak terlihat berbeda, setelah dilakukan pemasangan paving batu pada ruas jalan di sisi selatan, terlihat juga lampu  Penerangan Jalan Umum (PJU) bergaya klasik khas eropa. Hal itu ternyata  merupakan bagian dari rencana Pemerintah Kota ( Pemkot ) Surabaya untuk menghidupkan destinasi wisata kota tua di kawasan tersebut.

Nantinya tidak hanya jalan Panggung sisi selatan yang dipasang lampu klasik tersebut, melainkan sampai ke Jalan Panggung sisi utara. Jika diperhatikan bentuk lampu penerang jalan tersebut terlihat lebih besar dengan penyangga serta ornamen rangkaian bunga dan lilin di setiap ujungnya. Sekilas nampak bernuansa Petjinan. Namun ternyata tidak demikian, seperti dilansir dari Radar Surabaya (4/9/2019) : Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya M. Fikser mengatakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismahrini memang terinspirasi dengan lampu di jalan raya yang ada di Perancis. "Beberapa ornamen memang sengaja Ibu Risma pilih dari Paris. Bagaimana ibu memadukan kondisi yang sudah ada, kata Fikser." 

Berbeda dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, beberapa pemerhati sejarah Surabaya menilai pemilihan lampu penerang jalan tersebut kurang sesuai, seperti yang di sampaikan oleh Sejarawan UNAIR, Purnawan Basundoro. " Ukurannya terlalu besar dan gemuk. Tiangnya terlalu rumit. Ukiran tumbuhan dalam tiang juga kurang pas. Ornamen pada lampu hias belum mewakili unsur kawasan perdagangan yang multietnis. lampu yang dipasang seharusnya lebih ramping dan tinggi, dia mengacu pada lampu-lampu gaslantaarn Surabaya tempo dulu " dilansir dari Jawa Pos (31/8/2019).

Hal senada juga disampaikan oleh M. Khotib selaku Ketua Wisata Ampel, "seharusnya pemilihan lampu penerang jalan tersebut di konsultasikan terlebih dahulu ke Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surabaya atau paling tidak ke pemerhati sejarah ". Selain itu "pemilihan lampu dengan ukuran besar, tidak sesuai dengan kondisi jalan Panggung yang sempit. Seharusnya dipilih lampu klasik yang lebih ramping". ungkapnya, saat ditemui di rumahnya (16/9).

Terlepas dari perbedaan pandangan mengenai pemilihan lampu Penerang Jalan Umum (PJU) di jalan Panggung Surabaya, Setidaknya jalan Panggung Surabaya kini mendapat perhatian oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk dilakukan penataan ke arah yang lebih baik sebagai salah satu destinasi wisata kota tua Surabaya. Kita tunggu saja perkembangan keseluruhan dari wajah baru Jalan Panggung Surabaya (sq).









No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad